Perkembangan teknologi khususnya Internet membawa banyak perubahan besar dalam melakukan kegiatan sehari-hari. Perkembangan ini juga mendorong bisnis offline menjadi bisnis online yang kini memiliki jumlah transaksi sangat besar di Indonesia. Salah satunya adalah e-commerce. Di Indonesia, sudah banyak bisnis e-commerce yang tanpa sadar kamu gunakan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.
Sebenarnya apa sih e-commerce itu? Yuk simak artikel pembahasan mengenai e-commerce berikut ini!
Apa itu E-commerce?
Electronic commerce atau e-commerce adalah sebuah model bisnis dimana aktivitas transaksi dilakukan secara online melalui layanan jaringan internet. Transaksi yang terjadi di e-commerce tidak terbatas pada produk fisik saja namun juga dapat berbentuk layanan atau jasa dan juga pertukaran informasi.
Jenis e-Commerce
Berdasarkan jenisnya, e-commerce dibagi menjadi beberapa jenis yang dibedakan berdasarkan sudut pandang siapa yang menjual kepada siapa. Berikut adalah beberapa jenis dari e-commerce.
1. Business to Business (B2B)
E-commerce B2B adalah jenis e-Commerce dimana pelakunya adalah seorang bisnis yang menjual produk dan jasanya kepada bisnis lainnya. Contohnya seperti pengadaan barang kantor, pembelian bahan baku dan lainnya. Biasanya e-commerce B2B ini memiliki volume transaksi dalam jumlah yang besar.
2. Business to Consumer (B2C)
E-commerce B2C adalah sebuah upaya bisnis online untuk menjangkau konsumen yang merupakan seorang individu. Sehingga, pelakunya adalah seorang bisnis dan juga pembeli langsung. Contoh dari B2B e-Commerce adalah pembelian barang-barang ritel dan travel agent online.
(Baca Juga: Brand Sepatu Lokal Terbaik)
3. Consumer to Consumer (C2C)
C2C e-commerce adalah sebuah jenis e-commerce yang memungkinkan seorang konsumen untuk saling menjual, dengan bantuan platform yang sudah disediakan perusahaan e-commerce. Dalam e-commerce C2C konsumen dapat menawarkan sendiri produknya dan bergantung kepada platform tersebut untuk proses transaksi hingga sampai ke tangan pembeli. C2C e-commerce juga umum dikenal sebagai sebuah marketplace.
4. Online to Offline (O2O)
Jenis O2O e-commerce ini merupakan sebuah upaya bisnis offline untuk memungkinkan transaksi terjadi secara online. Contoh proses dari O2O e-commerce adalah pembelian dari katalog online sebuah bisnis yang produknya dapat diambil di toko offline dan juga dapat dikembalikan langsung ke toko offline apabila tidak sesuai atau tidak dapat digunakan oleh konsumen.
5. Consumer to Business (C2B)
Kebalikan dari B2C, e-commerce jenis C2B memungkinkan seorang konsumen menawarkan jasanya kepada perusahaan yang membutuhkan. Contohnya seperti seorang freelancer videographer yang menawarkan jasa pembuatan company profile kepada sebuah perusahaan.
6. Business to Administration (B2A)
B2A e-commerce adalah jenis e-commerce dimana proses transaksi terjadi antara bisnis dan administrasi publik. Umumnya e-commerce B2A berhubungan dengan layanan fiskal, perpajakan, dan juga jaminan kesehatan.
7. Consumer to Administration (C2A)
C2A e-commerce memiliki layanan yang serupa dengan B2A e-commerce. Perbedaannya adalah transaksi yang dilakukan adalah antara individu dan administrasi publik. Contohnya seperti layanan pembelajaran online dan juga pembayaran pajak online.
Perkembangan E-commerce di Indonesia
Kehadiran e-commerce di Indonesia diawali sekitar awal tahun 1990-an dimana layanan Internet baru masuk di Indonesia. Pada masa tersebut banyak pihak yang memanfaatkan Internet sebagai sarana untuk menawarkan produknya, meski semua proses belum terjadi secara online. Belasan tahun berselang, e-commerce di Indonesia menjadi booming dengan banyaknya kemunculan situs-situs marketplace.
Menurut sebuah lembaga riset, transaksi e-commerce di Indonesia memiliki perkembangan yang sangat luar biasa hingga menempati peringkat pertama sebagai negara dengan perkembangan e-commerce terbesar. Oleh karena itu, e-commerce merupakan bisnis yang sangat strategis.
(Baca Juga: Cara Mendukung UKM Indonesia agar tetap maju)
Keuntungan E- commerce Dibanding Bisnis Lainnya
Banyak keuntungan dan manfaat yang dimiliki e-commerce dibandingkan dengan bisnis lainnya khususnya bisnis yang terjadi secara offline diantaranya adalah.
1. Mengurangi Biaya
Dibandingkan dengan bisnis offline, e-commerce hanya memerlukan biaya operasional yang lebih sedikit karena tidak perlu biaya untuk menyewa bangunan dan membayar tenaga kerja. Hal ini tentunya sangat bermanfaat bagi pelaku bisnis karena selisih biaya operasional tersebut dapat dialokasikan untuk pengembangan bisnis.
2. Jangkauan yang Sangat Luas
E-commerce memiliki potensi jangkauan yang sangat luas. Karena menggunakan layanan internet untuk melakukan transaksi, orang-orang di seluruh daerah bahkan di seluruh dunia dapat mengakses dan membeli produk atau jasa yang ditawarkan.
3. Dapat Diakses Kapan Saja
E-commerce memungkinkan toko dapat diakses kapan saja selama 24 jam / 7 hari tanpa harus mengeluarkan biaya operasional yang besar untuk membuka toko setiap hari jika dibandingkan dengan membuka toko secara offline.
4. Pertukaran Informasi yang Lebih Cepat
Dengan e-commerce pertukaran informasi antara pelaku bisnis dan konsumen terjadi lebih cepat karena dilakukan secara online. Informasi dapat berupa spesifikasi produk, perkenalan produk terbaru hingga promosi yang diberikan oleh pelaku bisnis.
5. Pengiriman Barang yang Cepat
Pengiriman barang yang cepat dan praktis adalah salah satu keuntungan e-commerce. Karena jarak dari pemesanan dan penerimaan barang yang cepat, pengguna e-commerce kerap kali melakukan repeat order. Hal ini dikarenakan jasa pengiriman barang yang kini terus berkembang memberikan pelayanan terbaik seperti Anteraja. Dengan berbagai fitur unggulan seperti cek ongkir dan cek resi sehingga konsumen dapat mengetahui informasi pengiriman dengan jelas.
(Baca Juga: Cara Menjadi Dropshipper)
Kekurangan e-commerce
1. Penerimaan Teknologi
E-commerce tergolong sebuah teknologi yang baru dimana tidak semua orang dapat menerima dan menggunakannya dengan cepat. Konsumen baru membutuhkan waktu untuk beradaptasi dengan ekosistem e-commerce yang masih asing menurut mereka.
2. Trust
Dalam setiap bisnis, trust sangatlah dibutuhkan untuk mendorong konsumen melakukan transaksi. Masalah trust ini bisa timbul apabila bisnis e-commerce ini adalah sebuah yang baru diluncurkan sehingga belum banyak pengalaman dari pembeli yang melakukan transaksi di e-commerce tersebut.
3. Security
Security adalah hal terpenting dari sebuah e-commerce. Karena berbagai informasi transaksi dan informasi pribadi dari konsumen diberikan kepada bisnis e-commerce. Jika security tidak diperhatikan dengan baik, hal ini dapat menjadi masalah yang besar bagi kedua belah pihak.
Itulah pembahasan lengkap mengenai e-commerce. Dapat disimpulkan bahwa e-commerce memberikan banyak manfaat bagi pelaku bisnis dan juga konsumen. Oleh karena itu, kamu bisa mencoba berbisnis di e-commerce seperti di e-commerce C2C atau marketplace karena perkembangan dan potensinya yang sangat besar. Jangan lupa gunakan layanan pengiriman dari Anteraja untuk membantu mengembangkan bisnismu di e-commerce!